JAKARTA - Kondisi tanah yang subur menjadi modal utama untuk membudidayakan berbagai tanaman. Bahkan, tidak sekadar menanam dan menjualnya ke tengkulak, berbagai tanaman tersebut dapat diolah menjadi produk baru dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Salah satu lahan tersebut terletak di desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul. Sebagai desa yang subur karena merupakan bekas gunung berapi beraneka tanaman cocok dibudidayakan di daerah itu, salah satunya adalah bermacam rimpang seperti jahe, kunyit, temulawak, dan lengkuas.
Untuk lebih memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, maka mahasiswa Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) UNY memberikan pelatihan pembuatan aneka minuman instan berbahan baku rimpang. Kelompok mahasiswa menamai kegiatan pelatihan dengan sebutan Aneka Minuman Instan Sehat dari Desa Nglanggeran alias AMIS Daderan terdiri atas Eko Budianto, Meita Wulan Sari, Arif Yoga Pratama, Danar, dan Laela Mukaromah. Kegiatan utama tim ini adalah pelatihan membuat bumbu bubuk dan jamu instan dari berbagai jenis rimpang bagi anggota karang taruna dan ibu-ibu PKK di Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul.
Eko mengatakan, saat ini masyarakat menginginkan segalanya serba instan, termasuk minuman menyegarkan dan menyehatkan seperti minuman jahe wangi, beras kencur, dan kunir asem. Ini merupakan sebuah peluang besar bagi masyarakat desa Nglanggeran untuk mulai mandiri mengelola hasil perkebunan rimpang yang saat ini telah mulai berjalan. “Selain digunakan sebagai minuman, jahe, kencur, dan kunir dapat diolah menjadi bumbu bubuk sehingga memudahkan konsumen untuk menggunakannya tanpa harus mengupas, mememarkan, dan kemudian baru digunakan. Dalam bentuk bumbu bubuk, konsumen tinggal menuangkannya ke dalam masakan,” kata Eko, seperti disitat dari situs UNY, Rabu (30/5/2012).
Meita menyebutkan, melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini, diharapkan masyarakat memiliki minat, kreativitas, dan inovasi dalam mengembangkan dan menghasilkan produk bumbu bubuk dan jamu instan yang bernilai jual tinggi. Bahkan dalam jangka panjang diharapkan, kegiatan ini mampu menjadi ciri khas masyarakat desa Nglanggeran sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke gunung api purba Nglanggeran.
Produksi bumbu bubuk dan jamu instan sangat menjanjikan, karena setiap orang pasti membutuhkan bumbu bubuk untuk memasak dan jamu instan sebagai minuman kesehatan setiap orang. "Masyarakat dapat memanfaatkan keterampilan ini untuk bisnis produksi bumbu bubuk dan jamu instan sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masing-masing. Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke desa wisata Nglanggeran, bumbu bubuk dan jamu instan akan menjadi oleh-oleh khas dari desa wisata ini," tutur Margaret Puspitarini
Sumber:
http://kampus.okezone.com/read/2012/05/29/373/637773/menyulap-kunyit-jadi-bernilai-ekonomi-tinggi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.