"heey, Ini Dedek teman sekelasku waktu SMP dulu yaa...??" Tanya gadis itu yg berwajah manis didepan pintu.
"Iya,
ini siapa yah, aku lupa...?" Tanya dedek balik, dengan wajah sedikit
mengkerut karena lupa.
"Aku teman
sekelasmu dulu, (*nama disamarkan). Masih ingetkan..!! kata Gadis itu.
"Iya.. iyaa
aku inget". sahut dedek dengan wajah sumringah.
Gadis itu adalah
teman sekelasku sewaktu duduk dibangku SMP Muhammadiyah 1 Wonosari. Aku
kaget kala itu dia menyapa ku. Di saat duduk bangku SMP aku dan dia sempat
merajut kasih. Lalu pada saat kami lulus SMP hubungan kami terputus begitu
saja.
Kini Pertemuan
kami di pabrik itu membuat hatiku bergetar. Hatiku kembali merasakan cinta yang
dulu pernah singgah namun terbang entah ke mana itu hatiku kembali
merasakan cinta. Aku sangat bahagia jantungku terasa berhenti berdetak. Entah
benar, entah tidak. Ataukah hanya perasaanku saja. Perasaan ini asing bagiku.
Kini cinta itu bersemi kembali.
Waktu demi waktu
terus berjalan dan hari itu telah berlalu. Berhari-hari hingga berbulan-bulan
yang dilalui, aku dan dia semakin hari semakin akrab seperti masih duduk
dibangku SMP. Hingga akhirnya aku bertekad untuk mendapatkan cinta itu lagi
atau cinta yang pernah hilang. Berbagai macam usaha aku lakukan untuk
meyakinkan gadis langsing berkulit sawo matang.
Dua Tahun
kemudian, Tahun 2012. Sekian lamanya bertahun-tahun menyimpan rasa. Malam itu
aku berencana memberanikan diri untuk mengungkapkannya, kemudian aku awali
temui dirinya di depan rumahnya untuk mengungkapkan perasaan cintaku yang
tumbuh sejak duduk dibangku SMP. Dan beberapa lama aku menunggu ia tak kunjung
keluar dari rumahnya, tanpa sengaja kulihat seorang lelaki rapih berkemeja
sedang duduk bersama wanita disudut rumah. Siaal...!! ternyata wanita itu
adalah gadis pujaan hatiku yang ingin baru aku tembak. Melihat itu dadaku
terasa sesak dan menyempit, seakan tak percaya. Akhirnya aku memutuskan untuk
pulang kerumah.
Keesokan harinya
tepat di depan gerbang masuk pabrik dimana ia bekerja, aku menemuinya dan
menceritakan kejadian yang aku lihat di sudut rumah malam itu. Dan memang
terbukti apa yang aku pikirkan, bahwa laki-laki malam itu merupakan kekasihnya
yang sudah jalan bertahun-tahun, dengan itu ia langsung memutuskan
keseriusanku.
"Sudah dek
kita berteman saja" kata gadis itu, kemudian langsung pergi terburu-buru.
Mendengar itu
jantungku berhenti berdetak. Dan urat nadiku rasanya mau putus. Mulutku diam
membisu tak ada satu katapun yang terlontar. Ku genggam tanganya dengan mata
yang berbinar.
“Aku tidak
percaya. kamu katakan sekali lagi. ini bercanda kan? lalu apa arti perhatianku
dan kamu selama ini??” lirihku lembut.
“Sudah kamu
pulang saja!” Usirnya dengan suara keras sambil berlalu masuk ke tempat kerja.
Malam semakin
pekat. Dan kusaksikan awan kelam tanpa bintang yang biasanya temani keindahan.
Dirasakan angin malam yang berhembus menggigit kulitku.Menusuk tulang sum-sumku
dan mencabik-cabik semuanya. Aku tak bisa tidur! Pikiranku bimbang risau dan
segalanya. Tak lama kemudian aku mendapatkan pesan sms darinya.
"Maafkan
aku dek tentang sikapku selama ini. Terima kasih juga dengan perhatianmu
kepadaku. Aku hanya menganggap kau sebagai teman gak lebih. Aku nyaman denganmu
karena kau baik denganku. Tapi aku tak bisa menjadikanmu sebagai kekasihku.
Maafkan aku Dek, aku hanya mencintaimu sebagai teman bukan sebagai kekasih.
Sekarang aku sudah ada yang memiliki terlebih sebelum kau bertemu denganku
kembali. Aku mohon kau cari yang lebih baik dari aku Dek. Kenangan yang kau
beri masih aku simpan baik-baik Dek. Lupakan perasaanmu itu kepadaku. Karena
Dalam waktu dekat aku akan segera menikah. Maafkan aku sekali lagi dan terima
kasih karena kau baik denganku". Isi pesan SMS dari gadis itu.
Hari demi hari,
aku masih terpuruk dengan kejadian itu. Kejadian yang sampai saat ini belum
bisa aku terima dengan sepenuh hati. Sekali lagi aku tak percaya! Tapi inilah
cinta, dalam hitungan detik biasa datang dan hilang. Setiap Malam sebelum aku
tidur senyumnya selalu membayangiku dan membuat aku menangis.
Pagi setelah aku
bangun tidur ternyata senyum pembawa luka itu membuatku lemas dan menangis
lagi. Rasanya aku benar-benar kehilangan separuh jiwaku. Ya Allah sampai kapan
aku seperti ini? Aku tidak tahu….!! sampai Semuanya berlalu dengan waktu yang
berjalan. Bidadarikku terimakasih kau telah goreskan luka di hatiku dan ini
semua adalah api yang berkobar untuk kekuatan jiwaku.
Malam ini aku
sendiri ditemani sepi serta secangkir kopi dan sebatang keretek menenangkanku.
Lalu terdengar alunan klasik dari lagu 'Butiran Debu dan Perahu kertas' yang
melantun lembut di kehenigan malam. Seberkas pikiranku tenang dan lirih terucap
dariku. “Semoga kau
bahagia dan suatu hari, kau pasti merindukanku……”
Bekasi, Oktober 2012
Penulis:
Kukuh
T. Wijiantara via dmntuhanberada
Seorang imigran dari surga yang
diselundupkan ke Bumi sama ayahku di kamar pengantin.