Matahari adalah pusat tata surya kita di Galaksi Bimasakti ini, matahari adalah menjadi pusat planet-planet dan benda-benda luar angkasa yang lain, dengan daya tariknya berupa magnet yang dimiliki matahari sehingga planet-planet dapat tetap bergerak mengelilingi tanpa bertabrakan dengan yang lainnya. Selain itu seperti kita ketahui matahari mempunyai sifat panas yang maha dasyat, bahkan panasnya matahari kita rasakan sampai kita yang hidup di Yogyakarta. Di Yogyakarta saja kita dapat merasakan kepanasannya, apalagi jika kita di luar angkasa bahkan mendekatinya? Pasti kita tidak dapat menggambar dengan kata-kata tentang panasnya.
Indonesia adalah salah satu negara berdaulat merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan negara ini tidak gampang, kemerdekaan diperoleh setelah selama 350 tahun ditambah 5 tahun berperang melawan penjajah yang berada di Indonesia. Sebut saja Belanda, Inggris, dan  Jepang. Dengan mengorbankan seluruh tenaga, harta bahkan nyawa rakyat-rakyatnya demi kemerdekaan berdaulat yang mereka inginkan. Menurut penulis hanya satu faktor modal rakyat pada saat itu untuk merdeka, yakni adalah fastabiqul khairat dengan hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Buktinya banyak, lihat saja ketika rakyat berjuang dengan pemimpin-pemimpinnya, mereka tidak mengharap apa-apa, hanya ingin satu yakni menjadi rakyat merdeka berdaulat. Walau mereka tahu bahwa kekuatan tidak berimbang, mereka hanya memakai bambu runcing dan sebagian memakai peralatan modern hasil rampasan perang, mereka tetap tidak gentar untuk memerdekan negaranya sendiri. Berperang dengan menyebut Allohuakbar di bibir-bibir mereka, semangat mereka bertambah menyala. Kalau boleh diibaratkan rakyat kita terdahulu merebutkan negara ini seperti api, jika api itu disulut maka api itu akan bertambah besar dan meledak. Dengan semangat-semangat para rakyat itu ditambah dengan berucap ”Allohukbar...!!!!” maka semangat keberanian mereka bertambah kuat, mati di jalan berjuang dalam kebaikan akan syahid. Amiin.
Hizbul Wathan Muhammadiyah dengan rakyat-rakyat Indonesia yang bergabung di pasukan lainnya melakukan taktik gerilya untuk melakukan perlawanan pada negara penjajah, pasukan yang dipimpin oleh Bapak Sudirman ini membuahkan hasil. Beberapa kantong-kantong negara penjajah di Indonesia kita ini dapat dilumpuhkan, pada zaman itu taktik gerilya merupakan teknik menyerang dan bertahan yang merupakan paling canggih. Sehingga luar negeripun ikut tertarik untuk mempelajari, subhanallah sungguh hebat-hebatnya kualitas taktik berperang pasukan negara kita. Walaupun mereka tidak pernah sekolah, ada sebagian yang pernah mengenyam pendidikan walau tidak tinggi tetapi mereka sudah dapat menerapkan taktik yang canggih itu.
Seperti dijelaskan di atas tentang beberapa sifat Matahari dan tentang proses kemerdekaan Negara Indonesia. Jauh sebelum pada Hari Kemerdekaan Indonesia yang pada tanggal 17 Agustus 1945 sudah berdiri perkumpulan rakyat-rakyat Indonesia yang bermula dari Kota Djogjakarta, perkumpulan ini berdiri pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 atau 18 November 1912. Perkumpulan yang mempunyai simbol Matahari dengan 2 kalimat syahadat yang melingkari di dalam lingkaran matahari disertai dengan dihiasi sinar-sinar yang berjumlah 12 buah. Matahari ini terbit di daerah Kauman Yogyakarta, yang pada masa-masa awalnya pernah dilarang oleh penguasa lokal di Kauman, akan tetapi dengan kegigihan pendirinya maka Matahari itu akhirnya dapat terbit. Diibaratkan seperti Matahari yang terhalang oleh sang mendung, akan tetapi secercah sinarnya yang menembus dari mendung itu masih dapat dirasakan oleh manusia di bumi. Matahari yang bermula dari Kauman Yogyakarta itu bernama Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah perkumpulan rakyat muda pada saat itu untuk memurnikan Islam, mencerahkan rakyat Indonesia yang sebagian besar merupakan Muslim agar dapat memahami Islam untuk memakmurkan kehidupan mereka. Akan tetapi bagaimana sikap penguasa dan rakyat pada saat itu, mereka malah menuduh Muhammadiyah adalah ingin membuat agama baru, bahkan sampai-sampai mereka menuduh Muhammadiyah adalah kafir seperti mereka menyebut pendirinya yakni Kh. Ahmad Dahlan dengan sebutan Kiai Kafir.
Akan tetapi Muhammadiyah yang tercermin pada pendirinya, tetap bersikukuh dengan niatannya. Kalau penulis boleh menyimpulkan Beliau itu mempunyai prinsip walau anjing menggonggong kafilah tetap berlalu, nekat Beliau mempunyai dasar atau alasan yang kuat, yakni alasan ingin memurnikan Islam yang untuk menyadarkan masyarakat Muslim pada saat itu yang masih melaksanakan tradisi Budaya Hindu dan Budha. Dengan alasan itu juga Muhammadiyah dibenci oleh Ulama’ Kauman pada saat itu, Muhammadiyah mempertentangkan yasinan dan tradisi lain-lainnya. Singkat cerita setelah berjalannya waktu dan turunnya hidayah dari Allah SWT kepada mereka kemudian mereka mengizinkan Muhammadiyah berdiri, Muhammadiyah pada saat itu berkembang dengan pesat dan banyak ulama dari luar Yogyakarta tertarik atas sikap dan perilaku pergerakan Muhammadiyah kemudian bergabung dengan Muhammadiyah. Subhanalloh...


*Immawan Muhammad Arif
Mahasiswa FIP UNY 2009
Dan aktivis IMM UNY serta PD IPM Kabupaten Gunungkidul
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment

MARI BERKOMENTAR DENGAN BIJAK DAN SOPAN, KARENA ITU AKAN MENCERMINKAN SOSOK ORANGNYA

Powered by Blogger.
 
Rumah Baca Gunungkidul © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top