Pagiku cerahku matahari bersinar, ku gendong tas merahku di pundak, slamat pagi, semua ku nantikan dirimu, di depan kelasmu menantikan kami. Guruku tersayang guru tercinta, tanpamu apa jadinya aku, tak bisa baca tulis mengerti banyak hal, guruku terima kasihku. Nyatanya diriku kadang buatmu marah, namun segala maaf kau berikan
(Song: Terima kasih guruku)

Guru adalah salah satu profesi atau pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa warga negara di negara ini, adapun profesi selain guru di Indonesia masih banyak lagi, bisa kita sebutkan saja petani (profesi ini mayoritas di Indonesia), dokter, insinyur, perawat, nelayan, dan masih banyak lainnya. Kasus-kasus yang sedang hot-hotnya di negara kita adalah tentang korupsi, korupsi dan kegiatan amoral pejabat yang terhormat yang sering marak di negara kita ini suatu cerminan yang buruk bagi perkembangan negara kita ke depan. Akankah kita membiarkan kegiatan amoral ini berlanjut atau kita akan meng-cut lalu membenah diri dan mengintrospeksi diri kita masing-masing?? Itu terserah kita, kita mau memilih yang mana.
Mari kita selidiki apa sich yang salah di negara kita, hingga moral pejabat kita bahkan diri kita sendiri menjadi tidak baik ini?  Menurut penulis kuncinya adalah pendidikan. Lalu pendidikan yang bagaimana? Pendidikan di kala usia dini. Karena menurut penulis di masa anak-anak yakni dalam usia dini sekitar 2-6 tahun (pasca usia anak dianjurkan ASI Eklusif) kurang mendapat tertanamnya pendidikan moral dan kebebasan imajinasi di dalam pribadi anak. Buktinya adalah anak terlalu mendapat peraturan yang ketat, sehingga si anak malah menjadi terkekang. Selain itu anak terlalu sering bermain di luar rumah lalu dimarahi oleh orangtua, atau kebalikannya anak sering main ke luar rumah akan tetapi orang tua tidak pernah mengontrol atau mendampingi si anak. Jadi bagi anak-anak di masa usia dini itu, perilaku sehari-harinya adalah untuk bermain. Kita sebagai orang dewasa hendaknya jangan melarang si anak untuk bermain, akan tetapi lebih baiknya adalah kita ikut mendampingi bermain si anak menjadi ajang atau wahana pendidikan, pendidikan yang berpihak pada kebutuhan si anak.dalam usia dini.

*Immawan Muhammad Arif
Mahasiswa PG PAUD FIP UNY 2009
Dan aktivis IMM UNY serta PD IPM Kabupaten Gunungkidul
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment

MARI BERKOMENTAR DENGAN BIJAK DAN SOPAN, KARENA ITU AKAN MENCERMINKAN SOSOK ORANGNYA

Powered by Blogger.
 
Rumah Baca Gunungkidul © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top