rumahbacagunungkidul -- Ketua Liga Arab, Nabil Elaraby mendesak negara-negara Arab bekerja
sama mengembalikan sejarah Palestina. Sejarah yang dimaksud ribuan buku
dan manuskrip yang dicuri Israel sejak tahun 1948.
"Negara-negara
Arab harus melihat ini sebagai masalah serius. Pasalnya, ada upaya
melenyapkan sejarah dan warisan Islam," kata dia saat bertemu dengan
pemimpin negara-negara Arab dan Dewan Arsip Internasional (ICA) seperti
dilansir Onislan, Kamis (30/10).
Elaraby mengungkap sekitar 80
ribu buku dan manuskrip Palestina dicuri Israel itu didukung oleh
pemerintah kolonial. "Sejumlah negara Arab seperti Aljazair, Libya, dan
Irak bekerja keras mendapatkan kembali arsip dan manuskrip bersejarah
mereka," kata dia.
Secara terpisah, Juru Bicara Kedutaan Besar
Israel membenarkan tuduhan itu. "Setelah perang tahun 1948, kami
mengambil dan melindungi banyak dokumentasi dan naskah yang ditinggalkan
warga Arab ketika mengungsi dari pertempuran. Hal ini juga akan
dilakukan negara lain di Timur Tengah daripada mereka menghancurkannya,"
kata dia. "Namun, menuduh Israel melakukan hal itu merupakan
distorsi yang akan mencegah rekonsiliasi dunia Arab dan Israel, dan
memperlambat penyelesaian konflik," tambahnya.
Pada perang tahun 1948, Perpustakaan Nasional Yahudi bersama tentara
Israel 'merazia' rumah-rumah penduduk Palestina guna mengumpulkan banyak
buku dan manuskrip. Menurut Aljazeera, sebanyak 60 ribu buku diambil
Israel dari perumahan warga Palestina di Yerusalem, Haifa, dan Jaffa.
Namun, jumlah itu masih samar. Otoritas Palestina menyebut tindakan itu
sebagai perampasan budaya. (rol)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.